PERTUMBUHAN FISIK PADA REMAJA
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekonomi
Pembangunan
yang
Dibina oleh Bapak Januar Kustiandi
Oleh
:
Rima
Maulidya 120431426429
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
September
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya sehingga
penulis
dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pertumbuhan
Fisik Pada Remaja.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi
pembangunan.
Dalam
proses pembuatan makalah ini, penulis telah banyak dibantu oleh
berbagai pihak, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan
baik. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada
Bapak
Januar Kustiandi
selaku
dosen mata kuliah yang telah bersedia membantu penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
Segala
upaya telah dilakukan untuk untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Tak
ada gading yang tak retak, demikian pula dengan karya tulis ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat
membangun dari pembaca agar karya tulis ini semakin sempurna.
Malang,
September
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
BAB
I
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.
Latar
Belakang..................................................................................................... 1
2.
Rumusan
Masalah............................................................................................... 1
BAB
II.
PEMBAHASAN......................................................................................... 2
1.
Pengertian Pertumbuhan
Fisik Pada
Remaja.................................................. 2
2.
Bentuk
– bentuk Perubahan Fisik Pada
Remaja............................................. 2
3.
Penyebab
Perubahan Fisik pada
Remaja.......................................................... 5
4.
Pengaruh
Pertumbuhan Fisik terhadapTingkah Laku Remaja..................... 6
5.
Upaya Pertumbuhan Fisik Remaja dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan 7
BAB
III.
PENUTUP................................................................................................. 7
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 7
B.
Saran...................................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... . 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan
pada setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat
diulang kembali. Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan
pertumbuhan (masa) dalam hidupnya, salah satunya adalah masa remaja.
Masa remaja merupakan masa yang dapat dikatakan masa yang paling
indah, karena pada masa ini remaja mulai merasakan hal baru pada
dirinya, berkaitan dengan fisik maupun psikisnya. Namun, masa remaja
juga merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang
kurang baik. Hal ini dapat diakibatkan karena mereka suka mencoba
hal-hal baru yang belum tentu semua itu baik untuk mereka.
Pada
masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat
struktural maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan
remaja perempuan. Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika
anak mulai memasuki masa awal remaja, dimana perubahan tersebut
hampir selalu disertai dengan perubahan sikap dan perilaku. Perubahan
tersebut merupakan salah satu dampak dari pengalaman yang belum
pernah dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya
permasalahan ataupun ketidakseimbangan pada diri remaja.
Ketidakseimbangan inilah yang dapat memengaruhi pendidikan. Oleh
sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui dampak dari
pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang disebut dengan pertumbuhan fisik remaja?
2.
Apa
saja bentuk-bentuk perubahan fisik remaja?
3.
Apa
penyebab adanya perubahan fisik remaja?
4.
Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?
5.
Apa
pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?
6.
Apa
saja upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap
pendidikan?
1.3
Tujuan
1)
Untuk
mengetahui pengertian pertumbuhan fisik remaja.
2)
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk perubahan fisik remaja.
3)
Untuk
mengetahui penyebab perubahan fisik pada masa remaja.
4)
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja.
5)
Untuk
mengetahui pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja.
6)
Untuk
mengetahui upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap
pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pertunbuhan Fisik Pada Remaja
“ Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau
ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya” (Mappiare,
1982:43). “Pertumbuuhan pada umumnya terbatas pengertiannya pada
perubahan-perubahan struktural dan pisiologis (hal kerja pisik dalam
pembentukkan seseorang secara pisikologis dari masih berbentuk
konsepsional (awal janin) melelui periode-periode pre-natal (belum
lahir) dan post-natal (setelah lahir) sampai pada saat dewasa”
(Mappiare, 1982:43).
Pertumbuhan fisik
remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya
tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi
juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual
atau “pubertas”.
Hal ini ditandai dengan datangnya mensturasi pada perempuan dan pada
perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi
dalam perjalanan waktu tertentu (Fatimah, 2010:41). Perubahan ini
berkisar hanya pada aspek-aspek individu. Pertumbuhan ini meliputi
perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan
internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya
ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna
sistim kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun
perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya
lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran
besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin
sekunder.
Secara umum, terjadi
pertumbuhan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal
(12/13-17/18 tahun). Dalam jangka tiga
atau empat
tahun anak bertumbuh hingga tingginya hamir menyamai tinggi orang
tuanya. Pertumbuhan anggota-anggota badan dan otot sering berjalan
tidak seimbang. Bagi wanita mulai menunjukkan mekar-tubuh yang
membedakan dengan tubuh kanak-kanak. Dalam hal kecepatan pertumbuhan,
terutama nampak jelas pada usia 12-14 tahun; dimana remaja putri
bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
2.2
Bentuk-bentuk Perubahan Fisik Remaja
Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja
adalah sebagai berikut:
a.
Perubahan
ukuran tubuh
Irama pertumbuhan
fisik berubah menjadi cepat sekitar dua
tahun sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun
sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 samapai 15 cm
dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus
terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat
tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat
tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan mencapai
bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan
anak perempuan pada usia 18 tahun.
b.
Perubahan
proporsi tubuh
Ciri tubuh yang
kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh
tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang
tidak seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber
dilalui sepenuhnya, sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang
menjadi proporsi orng dewasa . Perubahan ini terjadi, baik di dalam
maupun bagian luar tubuh anak.
c.
Ciri
kelamin yang utama
Pada masa
kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara
sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu
pada saat ia berumur 14 tahun ketika pertama kali anak laki-laki
mengalami “mimpi basah”. Pada anak perempuan, indung telurnya
mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali
mengalami menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat
perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum mampu untuk
mampu untuk mengandung. Masa interval ini disebut sebagai “saat
steril” masa remaja.
d.
Ciri
kelamin kedua
Ciri kelamin kedua
pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya
putting susu, pinggul lebih lebar dariipada lebar bahu, tumbuh rambut
disekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah
nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis
dan jenggot, nada suara membesar, bahu melebar lebih besar daripada
pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar alat kelamin, serta
perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih kasar dan pori-pori
membesar.
Ciri-ciri kelamin
kedua inilah yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan
perempuan. Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar jenis
kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan
ciri kelamin yang utama dan keduanya akan mencapai taraf kematangan
pada tahun pertama atau tahun kedua masa remaja.
Adapun
urutan perubahan fisik menurut Sarlito Wiraman (dalam Fatimah,
2010:48) adalah sebagai berikut:
1)
Urutan
perubahan fisik pada anak perempuan, misalnya
a.
Terjadi
pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan
menjadi panjang),
b.
Terjadi
pertumbuhan payudara,
c.
Tumbuh
bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya,
d.
Mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya,
e.
Bulu
kemaluan menjadi keriting,
f.
Terjadi
haid,
g.
Tumbuh
bulu-bulu pada ketiak,
2)
Urutan
perubahan fisik pada anak laki-laki
a.
Terjadi
pertumbuhan tulang-tulang,
b.
Testis
(buah pelir) membesar,
c.
Tumbuh
bulu-bulu berwarna gelap pada kemaluan,
d.
Terjadi
awal perubahan nada suara,
e.
Mengalami
ejakulasi (keluarnya air mani),
f.
Bulu
kemaluan menjadi keriting,
g.
Pertumbuhan
tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal setiap tahunnya,
h.
Tumbuh
rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan jenggot),
i.
Tumbuh
bulu ketiak,
j.
Terjadi
akhir perubahan suara,
k.
Rambut-rambut
di wajah bertambah tebal dan gelap,
l.
Tumbul
bulu di dada dan kaki,
2.3
Penyebab Perubahan Fisik pada Remaja.
Penyebab
perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi
aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat
hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah
hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh
dan hormon gonadotropik
atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif
bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon
ini sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak
dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang
terjadi dalam kelenjar endoktrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh
rangsangan yang dilakukan kelenjar hypotalamus,
yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang
pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.
Meskipun
kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif sejak
dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah
diaktifkan oleh hormon gonadotropik
dari kelenjar pituitari
pada saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah tercapai
kematangan alat kelamin, hormon gonad akan menghentikan aktifitas
hormon pertumbuhan. Dengan demikian, pertunbuhan fisik akan terhenti.
Keseimbangan yang tepat antara kelenjar pituari
dan gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang tepat pula.
Sebaliknya, bila terjadi gangguan dalam keseimbangan ini, akan timbul
penyimpangan pertumbuhan.
Selama
masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan struktur tubuh maupun
fungsinya. Dalam kenyataannya, hampir semua perubahan bagian tubuh
mengikuti irama yang tetap, sehingga waktu kejadiannya dapat
diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut tampak jelas pada bagian
pertama masa remaja.
2.4
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.
Adapun
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah
sebagai berikut:
a)
Pengaruh
keluarga
Pengaruh
keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena
faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang
daripada anak lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan
panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan
usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh
daripada tinggi tubuh.
b)
Pengaruh
gizi
Anak-anak
yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya
dan sedikit lebih cepat mencapai masa remaja dibanding dengan mereka
yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi
remaja sedemikian rupa, sehingga menghambat atau mempercepat potensi
untuk pertumbuhan di masa remaja.
c)
Gangguan
emosional
Anak
yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami terbentuknya
steroid
adrenal yang
berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan
hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian,
pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat
tubuh yang seharusnya.
d)
Jenis
kelamin
Anak
laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk
tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak
perempuan.
e)
Status
sosial ekonomi
Anak-anak
yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung
lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status
sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi
kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin tidak akan
dapat memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara memadai.
f)
Kesehatan
Anak-anak
sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat
daripada anak yang sakit-sakitan. Kurangnya perawatan kesehatan akan
menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah
dalam arti makan tanpa memerhatikan keseimbangan gizi dan vitamin
juga dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit.
g)
Pengaruh
bentuk tubuh
Bentuk
tubuh mesamorf,
ektomorf, atau
endomorf akan
memengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk
tubuhnya
mesomorf
akan lebih besar daripada yang endomorf
atau
eksomorf,
karena memang mereka lebih gemuk dan berat.
2.5
Pengaruh Pertumbuhan Fisik terhadapTingkah Laku Remaja.
Perubahan-perubahan
fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran
payudara yang terlalu cepat akan membuat remaja merasa malu atau
kurang percaya diri. Demikian pula dalam menghadapi haid dan “mimpi”
yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan penyesuaian
tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.
Perubahan
fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini
sering menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di
sekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik
tersebut. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok,
sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah
terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan sering
agak melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu
masa ini sering dinamakan sebagai masa negatif atau masa pancaroba.
Pada saat irama pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan tubuhnya
telah sempurna maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun
pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka
melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa
bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah ia menjadi mudah
tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan menarik diri dari
keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang otorita orang
tua dan guru, mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang
lain, tidak suka melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan
sangat tampak bahwa dirinya tertekan dan tidak bahagia.
Karena
sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya,
anak-anak remaja ini secara fisik sering merasa sangat tidak nyaman,
sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang, mengalami gangguan
pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena
tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan
ini lebih banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak remaja
terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami proses
perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak
dirinya dan mereka yang terlalu memikirkan tepat atau tidaknya
kehidupan kelaminnya. Jika mereka memerhatikan teman sebayanya,
kemudian dirinya berebeda dari mereka maka akan muncul pikiran
tentang normal tidaknya dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal
kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya.
Anak-anak yang cepat dan lebih awal tumbuh sering merasa khawatir
bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan terlalu besar dan
tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh pendek sampai dewasa akan an
kehidupan merasa khawatir pertumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak
akan berkembang secara normal.
Apabila tertinggal
dari teman sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau kurang
berminat dalam kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka
akan menjadi dewasa. Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan
kelaminnya juga merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini.
Pada saat seorang mencapai remaja, dalam pikirannya telah terbentuk
konsep mengenai wajar-tidaknya kehidupan kelamin dalam penampilan
seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman si anak
sehari-hari misalnya dari televisi, buku cerita, komik, atau dari
orang-orang disekelilingnya yang dikagumi. Bila mereka berpendapat
bahwa dirinya tidak wajar. Sayangngnya, konsep yang telah terbentuk
ini sukar sekali dihilangkan, bahkan mungkin dapat menetap seumur
hidupnya.
Salah satu dari
beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah pengaruh
jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan
kepribadiannya. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa ciri
kepribadian dan sikap tertentu yang sudah terbentuk ini biasanya
sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus tampak semakin parah.
Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap adalah
dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya. Perkembangan kehidupan
kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan pengaruh pada anak
laki-laki dan juga pada anak perempuan, bahkan pengaruh itu tidak
hanya terjadi di masa remaja, tetapi dapat berlanjut lebih lama lagi.
Bagi anak
laki-laki yang mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara
sosial lebih menguntungkan, sedangkan bagi anak perempuan tidak
sedemikian halnya.
Tinggi,
berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi
anak laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman
sebayanya dari kedua jenis kelamin. Sebaliknya, bila kematangan
kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak gadis, ia akan memperoleh
sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering
menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat
dalam kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk
menaikkan citra dirinya, merasa kurang dihargai, dan sering
diabaikan.
Hurlock (1992)
mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:
a.
Ingin
menyendiri
b.
Bosan
c.
Inkoordinasi
d.
Antagonis
sosial
e.
Emosi
yang meninggi
f.
Hilangnya
kepercayaan diri
g.
Terlalu
sederhana
2.6
Upaya Pertumbuhan Fisik Remaja dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Dalam batas-batas
tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek didik.
Dalam proses pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulus
secara sistematis, antara lain:
a)
Menjaga
kesehatan badan.
Kebiasaan
hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu
menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga
terkena penyakit, haruslah segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab
kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
b)
Memberi
makanan yang baik.
Makanan
yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat,
dan tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya
makanan akan menentukan pula pertumbuhan anak.
Implikasinya
bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
a)
Menyediakan
sarana dan prasarana
Faktor
sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan
sebagainya.
b)
Waktu
istirahat
Istirahat
sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan
tenaga baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c)
Diadakannya
jam olahraga bagi siswa
Pelajaran
olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan
olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti
pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan
dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran
mengenai fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan
kolektif, perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku
kelompoknya. Kelompok remaja dapat terbentuk di sekolah seperti
kelompok tim olahraga, tim kesenian, pramuka, dan sebagainya.
Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun
kadang kala remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok yang
membuat mereka menjadi remaja yang tidak baik menurut pandangan
keluarga maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang bernilai negatif
tersebut seperti ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang
mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu, pengembangan program
kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif oleh para guru
di sekolah merupakan upaya positif untuk membantu para remaja dalam
pertumbuhan fisik mereka.
Pengembangan
kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani, dan
pembiasaan hidup bersih perlu diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler
dan ekstrakurikuler di sekolah menengah. Pembentukan kelompok atas
bimbingan guru merupakan kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk
belajar secara bertanggung jawab. Maka pada saat pembentukan kelompok
belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua, sesungguhnya mereka
telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan bertanggung jawab.
Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar
memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja,
seperti memberikan pengarahan kepada mereka berkaitan dengan
pertumbuhan yang dialaminya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar),
tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ
seksual atau “pubertas”.
Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja
meliputi;
perubahan
ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin kedua.
Penyebab
perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi
aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat
hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah
hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh
dan hormon gonadotropik
atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif
bekerja.
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah pengaruh keluarga,
pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, kesehatan, pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa remaja sering memengaruhi sikap dan perilaku
remaja itu sendiri, seperti ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi,
antagonis sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri,
dan terlalu sederhana.
Upaya
untuk pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan yang baik dan
menjaga kesehatan badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga,
pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta
pembentukan kelompok belajar. Implikasinya bagi pendidikan adalah
perlunya menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan
diadakannya jam olahraga bagi siswa.
3.2
Saran
Dalam
upaya untuk membantu percepatan pertumbuhan fisik remaja, diharapkan
adanya sarana dan prasarana yang mendukung, baik di sekolah maupun di
rumah. Selain itu diperlukan pengawasan yang lebih terhadap seorang
remaja agar tidak terjadi penyimpangan perilaku pada mereka dan
perlunya pengarahan tentang pertumbuhan remaja dari orang tua dan
pihak sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Fatimah,
Enung. 2006. Psikologi
Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Hurlock,
E. B. 1990. Psikologi
Perkembangan.
Alih Bahasa Isawidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Mappiare
, Andi. 1982. Psikologi
Remaja.
Surabaya: Usaha Nasional.
_________.
_______. Pertumbuhan
Fisik Remaja,
(online),
http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-REMAJA,
diakses pada tanggal 12 November 2010 pukul 11:11.
_________.
2010. Pertumbuhan
fisik dan kesehatan remaja,
(online),
http://okbip.blogspot.com/2010/04/pertumbuhan-fisik-dan-kesehatan-remaja.html
,
diakses pada tanggal 14 November 2010 pukul 11:14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar