2.1 Pengertian Deret
Deret
adalah
jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Misalnya:
●
Deret aritmetika (deret hitung) : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
●
Deret geometri (deret ukur) : 2 + 4
+ 8 + 16 + 32 = 62
Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah deret terlihat pada
pola perubahan bilanagan-bilangan tersebut dari satu suku ke suku berikutnya.
Suku merupakan bilangan yang merupakan unsur pembentuk deret.
Deret menurut jumlah sukunya dibagi 2 :
1. Deret berhingga ® Deret yang
suku-sukunya tertentu.
2. Deret tak berhingga
® Deret yang jumlah
suku-sukunya tak terbatas .
Sedangkan dilihat dari segi pola perubaan bilangan pada
suku-sukunya, deret bisa dibedakan menjadi Deret
Hitung, Deret Ukur dan Deret
Harmoni.
2.2 Sejarah Deret
Perkembangan
matematika pada abad pertengahan di Eropa seiring dengan lahirnya Leonardo dari
Pisa yang lebih dikenal dengan julukan Fibonacci (artinya anak
Bonaccio).Bonaccio sendiri artinya anak bodoh, tapi dia bukan orang bodoh
karena jabatannya adalah seorang konsul yang wewakili Pisa.Jabatan yang
dipegang ini membuat dia sering bepergian.Bersama anaknya, Leonardo, yang
selalu mengikuti ke negara mana pun dia melakukan lawatan.
Fibonacci
menulis buku Liber Abaci setelah terinspirasi pada kunjungannya ke Bugia, suatu
kota yang sedang tumbuh di Aljazair. Ketika ayahnya bertugas di sana, seorang
ahli matematika Arab memperlihatkan keajaiban sistem bilangan Hindu-Arab.
Sistem yang mulai dikenal setelah jaman Perang Salib.Kalkulasi yang tidak mungkin
dilakukan dengan menggunakan notasi (bilangan) Romawi.Setelah Fibonacci
mengamati semua kalkulasi yang dimungkinkan nleh sistem ini, dia memutuskan
untuk belajar pada matematikawan Arab yang tinggal di sekitar
Mediterania.Semangat belajarnya yang sangat mengebu-gebu membuat dia melakukan
perjalanan ke Mesir, Syria, Yunani, Sisilia.
Mengarang buku
Mengarang buku
Tahun
1202 dia menerbitkan buku Liber Abaci dengan menggunakan – apa yang sekarang
disebut dengan aljabar, dengan menggunakan numeral Hindu-Arabik. Buku ini
memberi dampak besar karena muncul dunia baru dengan angka-angka yang bisa
menggantikan sistem Yahudi, Yunani dan Romawi dengan angka dan huruf untuk
menghitung dan kalkulasi.
Pendahuluan
buku berisi dengan bagaimana menentukan jumlah digit dalam satuan numeral atau
tabel penggandaan (baca: perkalian) dengan angka sepuluh, dengan angka seratus
dan seterusnya. Kalkulasi dengan menggunakan seluruh angka dan pembagian,
pecahan, akar, bahkan penyelesaian persamaan garis lurus (linier) dan persamaan
kuadrat.Buku itu dilengkapi dengan latihan dan aplikasi sehingga menggairahkan
pembacanya.Dasar pedagang, ilustrasi dalam dunia bisnis dengan angka-angka juga
disajikan.Termasuk di sini adalah pembukuan bisnis (double entry), penggambaran
tentang marjin keuntungan, perubahan (konversi) mata uang, konversi berat dan
ukuran (kalibrasi), bahkan menyertakan penghitungan bunga.(Pada jaman itu riba,
masih dilarang). Penguasa pada saat itu, Frederick, yang terpesona dengan Liber
Abaci, ketika mengunjungi Pisa, memanggil Fibonacci untuk datang menghadap.
Dihadapan banyak ahli dan melakukan tanya-jawab dan wawancara langsung,
Fibonacci memecahkan problem aljabar dan persamaan kuadrat.
Pertemuan
dengan Frederick dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ahli-ahli
tersebut, dibukukan dan diterbitkan tidak lama kemudian.Tahun 1225 dia
mengeluarkan buku Liber Quadrotorum (buku tentang Kuadrat) yang
dipersembahkannya untuk Sang raja.Dalam buku itu tercantum problem yang mampu
mengusik “akal sehat” matematikawan yaitu tentang problem kelinci beranak-pinak
Pertanyaan sederhana tapi diperlukan kejelian berpikir.
“Berapa pasang kelinci yang akan beranak-pinak selama satu tahun. Diawali oleh sepasang kelinci, apabila setiap bulan sepasang anak kelinci menjadi produktif pada bulan kedua”
- Akhir bulan kedua, mereka kawin dan kelinci betina I melahirkan sepasang anak kelinci beda jenis kelamin.
- Akhir bulan kedua, kelinci betina melahirkan sepasang anak baru, sehingga ada 2 pasang kelinci.
- Akhir bulan ketiga, kelinci betina I melahirkan pasangan kelinci kedua, sehingga ada 3 pasang kelinci.
- Akhir bulan keempat, kelinci betina I melahirkan sepasang anak baru dan kelinci betina II melahirkan sepasang anak kelinci, sehingga ada 5 pasang kelinci.
Akan diperoleh jawaban: 55 pasang kelinci. Bagaimana bila proses itu terus berlangsung seratus tahun? Hasilnya (contek saja): 354.224.848.179.261.915.075.
Apakah ada cara cepat untuk menghitungnya? Di sini Fibonacci memberikan rumus bilangan yang kemudian dikenal dengan nama deret Fibonacci.
Deret Fibonacci
“Berapa pasang kelinci yang akan beranak-pinak selama satu tahun. Diawali oleh sepasang kelinci, apabila setiap bulan sepasang anak kelinci menjadi produktif pada bulan kedua”
- Akhir bulan kedua, mereka kawin dan kelinci betina I melahirkan sepasang anak kelinci beda jenis kelamin.
- Akhir bulan kedua, kelinci betina melahirkan sepasang anak baru, sehingga ada 2 pasang kelinci.
- Akhir bulan ketiga, kelinci betina I melahirkan pasangan kelinci kedua, sehingga ada 3 pasang kelinci.
- Akhir bulan keempat, kelinci betina I melahirkan sepasang anak baru dan kelinci betina II melahirkan sepasang anak kelinci, sehingga ada 5 pasang kelinci.
Akan diperoleh jawaban: 55 pasang kelinci. Bagaimana bila proses itu terus berlangsung seratus tahun? Hasilnya (contek saja): 354.224.848.179.261.915.075.
Apakah ada cara cepat untuk menghitungnya? Di sini Fibonacci memberikan rumus bilangan yang kemudian dikenal dengan nama deret Fibonacci.
Deret Fibonacci
Orang
Kristen menolak angka nol; namun pedagang dalam melakukan transaksi membutuhkan
angka nol. Alasan yang dipakai oleh Fibonacci adalah nol sebagai batas. Apabila
diperoleh hasil negatif berarti kerugian.Orang yang mengenalkan angka nol ini
ke dunia Barat adalah Leonardo dari Pisa.Meskipun ayahnya seorang Konsul
sekaligus pedagang, profesi Fibonacci – tidak mau menjadi konsul, adalah
seorang pedagang. Anak muda – yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci –
belajar matematika dari orang-orang Islam dan menjadi matematikawan piawai
dengan cara belajar sendiri. Menemukan deret bilangan yang diberi nama seperti
namanya.
Deret Fibbonacci yaitu: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987 …
Deret Fibbonacci yaitu: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987 …
Pola
deret di atas terbentuk dari susunan bilangan berurutan (dari kecil makin
besar) yaitu merupakan penjumlahan dua bilangan sebelumnya. Angka 3, urutan
keempat, adalah hasil penjtmlahan 1 (urutan 2) + 2 (urutan 3); angka 5 urutan
kelima, adalah hasil penjumlahan 2 (urutan 3) + 3 (urutan 4); angka 8 urutan
keenam, adalah hasil penjumlahan 3 (urutan 4) + 5 (urutan 5) dan seterusnya.
Deret di atas mampu menjawab problem kelinci beranak-pinak, alur bunga lily,
pola dan jumlah mata nanas, jumlah kelopak dan alur spiral bunga jenis-jenis
tertentu. Lewat deret Fibonacci ini dapat diketahui diketahui urutan atau alur
yang akurat pada alam. Ukuran ruangan binatang berkulit lunak (moluska) yang
berbentuk spiral, nautilus *; jumlah searah jarum jam atau berlawanan jarum jam
‘mata‘ nanas, jumlah kelopak bunga matahari dan ada 2 alur spiral (ke kanan 34
dan ke kiri 55) sesuai dengan deret Fibonacci.
Dari deret tersebutlah ditemukan ada rasio yang paling ditemui di setiap bentuk benda di alam ini, yaitu kira-kira 1 : 1,618 atau 0,618 : 1. Rasio ini yang kemudian disebut sebagai “Golden Ratio”.
Dari deret tersebutlah ditemukan ada rasio yang paling ditemui di setiap bentuk benda di alam ini, yaitu kira-kira 1 : 1,618 atau 0,618 : 1. Rasio ini yang kemudian disebut sebagai “Golden Ratio”.
2.3 Definisi Deret Hitung
Deret Hitung disebut juga Deret Aritmatika
Deret Hitung adalah deret yang perubahan sukunya berdasarkan penjumlahan
terhadap sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini
dinamakan pembeda.
Pembeda merupakan jumlah selisih antara nilai-nilai dua suku
yang berurutan.
Contoh Deret Hitung:
6, 11, 16, 21, 26, 31 (pembeda : 5)
100, 90, 80, 70, 60, 50 (pembeda : -10)
a.
Mencari Niai Suku ke-n dari Deret Hitung
Besarnya suku tertentu (ke-n) dari sebuah
deret hitung dapat dihitung melalui rumus.
Rumus suku ke – n dari deret hitung :
Dimana :
Sn = Suku ke- n dari deret hitung
a = Suku pertama / S1
b = Pembeda
n = Indeks suku
5,10,15,20,25,30
Dari deret di atas dapat dilihat bahwa:
S1 = 5 = a
S2 = 10 = a + (2 – 1) b = a + b
S3 = 15 = a + (3
– 1) b = a + 2b
S4 = 20 =
a + (4 – 1) b = a + 3b
S5 = 25 = a + (5 – 1) b =
a + 4b
S6 = 30 = a + (6 - 1) b =
a +5b
Sebagai contoh:
Nilai suku ke-20 dan ke-50 dari deret hitung
di atas masing-masing adalah:
S20 =
a + ( n -1 ) b
= 5 + ( 20 – 1 ) 5
= 5 + 95
= 100
S50 =
a + ( n – 1 ) b
= 5 + ( 50 – 1 ) 5
= 5 + 245
= 250
b.
Mencari Jumlah n Suku dari Deret Hitung
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah
nilai jumlah suku-sukunya, sejak suku pertama (S1, atau a) sampai
dengan suku ke-n yang bersangkutan.
Rumus Jumlah n suku dari deret hitung:
atau
Jn = ∑ Si = S1 + S2 +…….+ Sn
J4= ∑ Si = S1 + S2 + S3
+ S4
J5= ∑ Si = S1 + S2 + S3
+ S4 + S5
J6 = ∑ Si = S1 + S2 + S3
+ S4 + S5 + S6
Berdasarkan rumus Sn = a + ( n – 1
) b, maka masing-masing S1 dapat di uraikan. Dengan menguraikan
setian S1 maka J4, J5, J6 dalam
ilustrasi di atas, maka masing-masing akan menjadi seperti berikut:
J4 = a + ( a + b ) + (
a + 2b ) + ( a + 3b )
= 4a + 6b
J5 = a + ( a + b ) + (
a + 2b) + ( a + 3b ) + ( a + 4b)
= 5a + 10b
J6 = a + ( a+b ) + (a + 2b) + ( a + 3b) + ( a + 4b ) + ( a + 5b )
J6 = a + ( a+b ) + (a + 2b) + ( a + 3b) + ( a + 4b ) + ( a + 5b )
= 6a + 15b
c.
Penerapan Deret Hitung dalam Ekonomi
Deret hitung dapat diterapkan dalam ekonomi
untuk memprediksi tingkat perkembangan usaha atau pertumbuhan suatu gejala
tertentu daam ekonomi yang berpola perubahan seperti deret hitung (penambahan).
Jika perkembangan variable tertentu dalam
kegiatan usaha seperti : produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja
atau penanaman modal berpola deret hitung , maka prinsip deret hitung bisa di
terapkan.
Contoh 1 :
Pak Gigih baru membuka sebuah showroom mobil
di daerah Malang. Pak Gigih baru membuka usaha dengan persediaan awa 100 unit
mobil. Jika dievaluasi pada akhir tahun ternyata rata-rata permintaan mobil sam
pai 70 unit perbulan. Pertanyaannya, berapa jumlah stok persediaan mobil pada
bulan ketujuh dan berapa total penjualan mobil hingga bulan ketujuh?
Diket
: a = 100
b
= 70
Ditanya
: a) S7 = . . . ?
b) S7 = . . . ?
Jawab
:
a)
Sn
= a + ( n - 1) b
S7
= a + ( 7 - 1) b
S7
= 100 + ( 7 - 1) 70
S7
= 100 + 6 . 70
S7
= 100 + 420
S7 = 520
⃰ Jadi, pada buan ke-7 showroom milik Pak
Gigih tersebut mempunyai persediaan sebanyak
520 unit mobil.
b)
Jn
= n a + n/2 ( n - 1 ) b
J7
= 7 (100) + 7/2 ( 7 - 1 ) 70
J7
= 700 + 7/2 . 420
J7
= 700 + 7/2 . 420
J7
= 700 + 1470
J7 =
2170 unit
⃰ Jadi, showroom tersebut mempunyai akumulasi
penjualan hingga 2170 unit mobil.
Contoh 2 :
Besarnya penerimaan PT. Astra International, tbk dari hasil
penjualan Toyota Avanza Rp. 720 Milyar pada tahun kelima dan pada tahun ke tujuh berhasil mencatatkan Rp. 980 Milyar dari
penjualannya. Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut seperti deret
hitung,, berapa perkembangan penerimaanya per tahun? Berapa besar penerimaannya pada tahun pertama
dan pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp. 460 Milyar?
Ditanya : n = … ?
Diketahui : S7 = 980
S5 = 720
Jawab
:
Dalam Milyaran: S7 = 980
→ a + 6b = 980
S5 = 720 → a +
4b = 720
2b = 260 → b = 130
Perkembangan penerimaan per tahun sebesar :
Rp. 130 Milyar
a + 4b = 720 → a = 720 – 4b = 720 – 4 (130) =
200
Perkembangan penerimaan tahun pertama sebesar :
Rp. 200
Milyar
Sn = a + ( n – 1 ) b → 460 = 200 + ( n – 1 ) 130
460
= 200 + 130 n – 130
390
= 130 n
n = 3
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian Deret
Deret
adalah
jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk
sebuah deret terlihat pada pola perubahan bilanagan-bilangan tersebut dari satu
suku ke suku berikutnya.
Suku merupakan bilangan yang merupakan unsur
pembentuk deret.
Deret menurut jumlah
sukunya dibagi 2 :
- Deret berhingga ® Deret yang suku-sukunya tertentu.
- Deret tak berhingga ® Deret yang jumlah suku-sukunya tak terbatas .
Sedangkan dilihat dari segi pola
perubaan bilangan pada suku-sukunya, deret bisa dibedakan menjadi Deret Hitung, Deret Ukur dan Deret Harmoni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar