STRATEGI
PENYAMPAIAN
A.
Pengertian Strategi Penyampaian
Uraian mengenai strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa, dan struktur belajar mengajar yang digunakankan. Strategi
penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Strategi penyampaian
(delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Fungsi
strategi penyampaian pembelajaran adalah menyampaikan isi pembelajaran kepada
peserta didik dan menyediakan informasi
atau bahan-bahan yang diperlukan peserta didik untuk menampilkan unjuk kerja seperti latihan dan tes.
Gagne
dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery
system, yang didefinisikan sebagai“the total of all components necessary to make an instructional system
operate as intended”. Pada dasarnya strategi penyampaian mencangkupl ingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Itulah sebabnya, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi ini (Degeng, 1989).
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut:
1. Media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan.
2. Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar.
3. Bentuk
(struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada siswa akan belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar mandiri.
Paling
tidak ada 5 cara dalam mengklasifikasi media untuk memprediksi strategi penyampaian:
(1) Tingkat
kecermatannnya dalam menggambarkan sesuatu,
(2) Tingkat
interaksi yang mampu ditimbulkannya,
(3) Tingkat
kemampuan khusus yang dimilikinya,
(4) Tingkat
motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan
(5) Tingkat
biaya yang diperlukan
B.
Penyampaian
Informasi
Penyampaian
informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam
proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen
dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang
menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan
penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan
informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik
akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam
kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat diserap oleh
peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
Bahan
atau materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran yang
diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Secara umum
sifat bahan pelajaran dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu: fakta,
konsep, prinsip, dan keterampilan.
Dalam
menyampaikan bahan pelajaran perlu memperhatikan dalam menetapkan bahan
pelajaran. Nana Sudjana (1989: 67), mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam
menetapkan materi pelajaran yaitu sebagai
berikut:
1. Bahan
harus sesuai dengan menunjang tercapainya tujuan
2. Bahan
yang ditulis dalam perencanaan pengajaran terbatas pada konsep/garis besar
bahan, tidak perlu dirinci.
3. Menetapkan
bahan pengajaran harus sesuai dengan urutan tujuan.
4. Urutan
bahan pengajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan atau kontinuitas.
5. Bahan
disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang
sulit, dari yang konkret menuju yang abstrak, sehingga siswa mudah memahaminya.
Hal
yang diperlukan dalam menetapkan bahan adalah kemampuan guru memilih bahan yang
akan diberikan pada siswa. Guru harus memilih bahan mana yang perlu diberikan
dan mana yang tidak perlu. Dalam menetapkan pilihan tersebut Nana Sudjana
(1989:70) mengemukakan untuk memperhatikan
yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan
pengajaran
b. Urgensi
bahan
c. Tuntutan
kurikulum
d. Nilai
kegunaan
e. Terbatasnya
sumber bahan.
1.
Urutan
penyampaian
Urutan
penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi
yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret
ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah
dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu,
perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus disampaikan secara berurutan
atau boleh melompat-lompat atau dibolak-balik, misalnya dari teori ke praktik
atau dari praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan
memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disampaikan oleh
gurunya.
2.
Ruang
lingkup materi yang disampaikan
Besar
kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung
pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya
ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan
pembelajaran.
Hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi
adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian
kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara
keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi.
Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Apakah
materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam
pembelajaran terprogram (programmed
instruction).
b. Apakah
materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian.
Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian
dijelaskan melalui uraian per bab.
3.
Materi
yang akan disampaikan
Materi
pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat ertentu), dan sikap
(berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan). Merril (1977 : 37) membedakan
isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.
Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti
memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda.
Oleh
karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu
memahami jenis strategi yang akan disampaikan agar diperoleh strategi
pembelajaran yang sesuai, contoh :
a. Apabila
peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, simbol, atau peristiwa,
bearti materi tersebut berbentuk fakta sehingga alternatif strategi
penyampaiannya adalah dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
b. Apabila
peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri khas dari
suatu benda, berarti materi tersebut berbentuk konsep sehingga alternatif
strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk resitasi, penugasan, atau diskusi
kelompok.
c. Apabila
peserta didik diminta mengemukakan hubungan antar beberapa
konsep, atau
menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antar berbagai
konsep, berarti materi
tersebut berbentuk prinsip sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah
berbentuk diskusi terpimpin dan studi kasus.
C. Media
Kata
media berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘pengantar’,
atau ‘perantara’. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Atau dengan kata
lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan.Apabila media
adalah sumber belajar, maka secara luas media adapat diartikan dengan manusia,
benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan. Atwi Suparman (1997) mendefinisikan bahwa media merupakan
alat. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Menurut Martin dan Briggs
(1986), media adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media
mempunyai arti yang cukup tinggi karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan
bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta
didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media.
Peranan media tidak
akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Oleh karena itu tujuan pengajaran harus
dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media.
1.
Media
sebagai Alat Bantu
Media
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri karena media dapat membantu tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran kepada peserta didik karena memang gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik. Guru
sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran akan sulit dipahami oleh
peserta didik, terutama bahan pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
dan bahan pelajaran yang tidak disukai oleh peserta didik.
Setiap materi pelajaran
tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan
pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan
pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti
globe, grafik, gambar, dan lain sebagainya.
Sebagai
alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran. Hal ini dilandasi dengan kenyakinan bahwa proses belajar mengajar
dengan bantuan media mempertinggi tingkat kosentrasi siswa terhadap bahan
pelajaran yang disampaika oleh guru dalam tenggang waktu yang cukup lama.
Namun, seorang guru tidak dapat menggunakan media sebagai alat bantu secara
sembarangan, maka dari itu seorang guru harus memperhatikan dan
mempertimbangkan tujuan pengajaran serta kompetensi guru dalam menggunakan
media yang akan digunakan agar tidak mengacaukan jalannya proses belajar
mengajar.
2.
Media
sebagai Sumber Belajar
Belajar
mengajar adalah suatu proses pengolahan sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh
setiap peserta didik. Nilai-nilai itu terambil dari berbagai sumber. Udin
Saripuddin Winataputra dan Rustana Ardiwinata (1991:65) mengelompokkan
sumber-sumber belajar ada lima kategori, yaitu: manusia, buku/perpustakaan,
media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Oleh karena itu, sumber
balajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang
(peserta didik).
Media
sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan
audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan,
tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional dan dengan
kompetensi
yang
dimiliki oleh guru sendiri.
Anjuran
agar menggunakan media dalam pengajaran terkadang sulit dilaksanakan, karena
terbatasnya dana untuk membeli. Oleh karena itu, disarankan seorang guru
membuat media pembelajaran yang sederhana untuk menunjang tercapainya tujuan
pengajaran. Untuk tercapainya tujuan pengajaran tidak dilihat dari kemahalan
suatu media, tapi yang sederhana saja bisa mencapainya, asalkan guru yang
menggunakannya harus pandai dalam mengaplikasikan media tersebut. Maka guru
yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai
sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan
jepada peserta didik dalam proses belajar mengajar.
3.
Macam-macam
Media
a. Dilihat
dari jenisnya, media dibagi menjadi:
v Media
Auditif
Media auditf yaitu media yang
hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini cocok untuk orang tuli
atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
v Media
Visual
Media visual yaitu media yang
hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ada yang menampilkan gambar
diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai) foto,
gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar
atau simbul yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
v Media
Audiovisual
Media audiovisual yaitu
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua media (suara dan gambar). Media
ini dibagi ke dalam:
1. Audiovisual
diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti: film bingkai
suara.
2. Audiovisual
gerak, yaitu media yang dapat menam[ilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
seperti: film suara dan video-cassette.
3. Audiovisual
murni, yaitu unsur suara dan gambar berasal dari satu
sumber seperti: film
video-cassette.
4. Audiovisual
tak murni, unsur suara dan gambar berasal dari sumber
yang berbeda, misalnya
film bingkai suara yang gambarnya bersumber
dari slides proyektor dan suara bersumber
dari tipe recorder.
b. Dilihat
dari daya liputnya, media dibagi dalam:
v Media
dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan
media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah
peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televise.
v Media
dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Media
ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus, seperti: film
yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
v Media
untuk pengajaran individual
Media
ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, seperti: modul berprogram dan
pengajaran melalui computer.
c. Dilihat
dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
v Media
sederhana
Media ini bahan
dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
v Media
kompleks
Media yang bahan
dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya,
dan pengguanaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
d. Leshin,
Pollock &Reigeluth (1992) mengklasifikasikan media kedalam lima kelompok, yaitu
:
v Media
berbasismanusia (pengajar, instruktur, tutor, bermainperan, kegiatankelompokfield trip)
v Media
berbasiscetak (buku, bukulatihan(worbook),
danmodul)
v Media
berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide)
v Media
berbasis audio visual (video, film, program
slide tape, dantelevisi)
v Media
berbasiskomputer (pengajarandenganbantuan computer, interaktif
video, hypertext).
4.
Interaksi Siswa dengan Media
Dalam proses
pembelajaran, media yang digunakan guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mampu merangsang dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dengan demikian, akan tumbuh interaksi antara media pembelajaran dan siswa dalam belajar. Adanya interaksi positif antara media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akan mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran. Itulah sebabnya komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan-kegiatan belajar tersebut (Degeng, 1989).
5.
Bentuk Balajar Mengajar
MEDIA PEMBELAJARAN
|
BENTUK BELAJAR
MENGAJAR
|
KEGIATAN BELAJAR
|
6.
Prinsip-Prinsip
Pemilihan Dan Penggunaan Media
Dalam
menggunakan media pengajaran seorang guru diharapkan dapat
menentukan
pilihannya sesuai dengan kebutuhan atau materi yang akan diajarkan. Hal ini
dimaksudkan jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang proses belajar
mengajar yang akan guru lakukan di kelas. Harapan yang besar tentu saja agar
media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat/mempermudah pencapaian tujuan
pengajaran.
Drs.
Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran
yang dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan
pemilihan
Pemilihan media yang
digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan yang
jelas, misalnya: media
tersebut digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat umum ataukah
sekedar hiburan untuk mengisi waktu kosong? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran
kelompok atau individu, apakah untuk anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna
netra, masyarakat pedesaan, atau masyarakat kota. Tujuan pemilihan ini
berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
b. Karakteristik
media pembelajaran
Memahami karakteristik
berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh
guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping
itu. Memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media
pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik
media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap
spekulatif.
c. Alternatif
pilihan
Memilih pada hakikatnya
adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru dapat
menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa
media yang dapat diperbandingkan.
Dalam
menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar
penggunaannya dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Dr.
Nana Sudjana (1991: 104) adalah:
a.
Menentukan jenis media
dengan tepat; artinya sebaiknya gurumemilih terlebih
dahulu media manakah
yang sesuai dengan tujuan dan bahan
pelajaran
yang
akan diajarkan.
b. Menetapkan
atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai tingkat kematangan/kemampuan peserta didik.
c. Menyajikan
media dengan tepat; artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran
haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.
d. Menetapkan
atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
7. Fungsi
Media
Seberapa
pentingmya peran media dalam pengajaran, namun tetap tidak bisa menggeser
peranan dari seorang guru, karena media hanya memfasilitasi guru dalam
pengajaran. Dalam
proses belajar mengajar, fungsi media
menurut Nada Sudjana (1991) yaitu sebagai berikut:
a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media pengarajan merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ininberarti bahwa media pengajaran
merupakan salah satu unsure yang harus dikembangkan guru.
c. Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat
integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan
untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan
guru.
e. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
f. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata
sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar
supaya lebih menarik perhatian siswa.
Ketika fungsi-fungsi media
pengajaran itu diaplikasikan dalam proses belajara mengajar, maka akan terlihat
peranannya yitu sebagai berikut:
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari
keterangan terhadap suatu
bahan
yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji
lebih lanjut dan dipecahkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau
stimulasi belajar siswa.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai
bahan konkrit berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekonkritan
sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan fungsi media menurut Pupuh
dan Sobry (2007) yaitu sebagai berikut:
a. Menarik perhatian siswa
b. Membantu untuk
mempercepat pemahaman dalam proses pengajaran
c. Memperjelas penyajian
pesan agar tidak bersifat verbalitas
d. Mengatasi keterbatasan
ruang
e. Pengajaran lebih
komunikatif dan produktif
f. Waktu pembelajaran bisa
dikondisikan
g. Menghilangkan kebosanan
siswa dalam belajar
h. Meningkatkan motivasi
siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
i.
meningkatkan kadar
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
8.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Agar media pengajaran yang dipilih
itu tepat dan sesuai prinsip-prinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan
faktor-faktor lain, yaitu sebagai
berikut:
a. Objektivitas
Metode dipilih bukan
karena kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan
untuk keperluan dalam
kegiatan belajar mengajar. Unsur
subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan. Artinya,
guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi.
Apabila secara objektiv, berdasarakan hasil penelitian atau percobaan. Suatu
media pengajaran menunjukkan keefektifan dan keefisienan yang tinggi, oleh
karena itu guru jangan merasa bosan untuk menggunakannya. Untuk menghindari pengaruh unsure
subjektivitas guru, maka alangkah baiknya apabila memilih media pengajaran guru
meminta pandangan atau saran dari teman sejawatnya atau melibatkan siswa.
b. Program pengajaran
Program
pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya. Meskipun
secara teknis program itu snagat baik, jika tidak
sesuai dengan kurikulum maka ia tidak akan banyak membawa manfaat, bahkan
mungkin hanya menabah beban, baik bagi
peserta didik maupun guru karena akan membuang waktu, tenaga, dan biaya.
Terkecuali jika program itu hanya dimaksudkan untuk mengisi waktu senggang
saja, dari pada peserta didik bermain-main yang tidak memeliki manfaat.
c. Sasaran program
Sasaran
program yang dimaksud adalah peserta didik yang akan menerima informasi
pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan pada
kondisi tertentu tentu peserta didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik
cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam
belajarnya. Oleh karen aitu media yang akan digunakan harus dilihat
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik drai segi bahasa,
symbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, maupun waktu
penggunaanya
d. Situasi dan kondisi
Situasi dan
kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan.
Situasi dan kondisi yang dimaksud yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:
v Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan
yang akan
dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, dan
vasilitasnya.
v Situasi serta kondisi anak didik yang mengikuti
pelajaran mengenai
jumlahnya, motivasi, kegarirahannya. yakni
situasi dan kondisi sekolah
atau
tempat dan ruangan yang akan dipergunakan.
e. Kualitas teknik
Dari segi
teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan,
apakah
sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman
suara atau gambar-gambar dan alat-alat lainnya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu
penyempurnaan sebelum digunakan.
Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetepi juga dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f.
Keefektifan dan
efisiensi penggunaan
Keefektifan
berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan keefisiensi berkenaan
dengan proses pencapaian hasil tertentu.
Keefektifan dalam menggunakan media meliputi apakah dengan menggunakan media
tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh peserta didik dengan optimal,
sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi
apakah dengan menggunakan media tersebut, waktu, tenaga, dan biaya yang
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
9. Prinsip-Prinsip
Pemilihan Media Pengajaran
Dalam menggunakan media pengajaran,hendaknya guru
memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat
mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip yang dimaksud yang dikemukakan oleh
Nana Sudjana (1991) yaitu sebagai berikut:
a.
Menentukan jenis
media yang tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah
yang sesuai dengan tujuan dan bahna pelajaran yang diajarkan.
b.
Menetapkan atau
mempertimbangkan subjek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan peserta
didik.
c.
Menyajikan media
dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan
media dalam
pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode,
waktu, dan
sarana.
d.
Menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya, kapan
dan dalam situasi amna pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap
saat menggunakan media pengajaran
tanpa
kepentingan yang jelas.
10.
Pengembangan
Dan Pemanfaatan Media Sumber
Media
pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak
bernyawa dan bersifat netral. Peranannya akan
terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam belajar mengajar. Sebagai alat
bantu dalam proses belajar mengajar, media media mempunyai beberapa fungsi.
Nana Sudjana (1991) merumuskan fungsi media pengajara menjadi enam kategori,
yaitu sebagai berikut:
a. Penggunaan
media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
b. Penggunaan
media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar. Hal ini berarti media pengajaran merupakan salah satu unsur yang
harus dikembangkan oleh guru.
c. Media
pengajaran dalam pembelajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi
pelajaran. Hal ini dimaksudkan bahwa penggunaan media melihat pada tujuan dan
bahan pelajaran.
d. Penggunaan
media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan
hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f. Penggunaan
media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Dengan perkataan lain, menggunakan media sebagai hasil belajar yang dicapai
siswa akan tambah lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.
Kegagalan seorang guru
dalam mengembangkan media pengajaran kan terjadi jika penguasaan terhadap karakteristik media
itu sendiri sangat kurang. Pemanfaatan media dengan maksud mengulur-ngulur
waktu tidak dibenarkan.
11.
Langkah-Langkah
Mempergunakan Media Dalam Mengajar
Ada
enam langkah yang dapat ditempuh guru dalam
mengajar yang mempergunakan media.
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan
pengajaran dengan memanfaatkan media
b. Persiapan guru dengan
cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai
tujuan
c. Persiapan kelas
d. Langkah penyajian
pelajaran dan pemanfaatan media
e. Langkah kegiatan belajar
siswa. pemanfaatn media oleh siswa sendiri dengan empraktekan nya atau oleh
guru langsung, baik di dalam maupun diluar kelas
f. Langkah evaluasi
pengajaran. Sampai sejauh mana tujuan
pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media
sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasialn proses belajar siswa.
Manfaat penggunaan media dalam
kegiatan mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangat penting karena pada masa
ini siswa masih berpikir konkrit,belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media
sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak mampu atau
kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidak mampuan guru menjelaskan sesuatu
bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media. Di sini nilai praktis media
terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Nana Sudjana (1991)
mengemukakan nilai-nilai praktis media pengajaran yaitu sebagai berikut:
a.
Dengan media
dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
b.
Dengan media
dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar
bertambah mantap.
c.
Memberikan
pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada
setiap siwa.
d.
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
e.
Membantu
tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa
Sedangkan nilai-nilai praktis media
pengajaran menurut Sudirman N. dkk (1991) yaitu sebagai berikut:
a.
Membangkitkan
motivasi belajar siswa
b.
Dapat mengontrol
dan mengatur belajar siswa
c.
Bahan pelajaran
dapat diulang sesuai dengan kebutuhan atau disimpan untuk digunakan pada saat
yang lain
d.
Memungkinkan
untuk menampilkan objek yang langka seperti peristiwa gerhana matahari total
atau binatang yang hidup di kutub
e.
Menampilkan objek
yang sulit diamati oleh mata telanjang, misalnya mempelajari tentang bakteri
dengan menggunakan mikroskop.
DAFTAR
RUJUKAN
Bahri,
S. dan Aswan, Zein.2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Faturrahman,
Pupuh dan Sutikno, Sobry.2007. Strategi
Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islam. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Gagne,
R.M. dan Brigges, L.J.1979. Principle
Ofinstructional Design. New York.: Holt Rinehart And Winston.
Martin,
B.L. dan Briggs, L.J.1986. The Affective
And Cognitive Domains: Integration Of Instruction And Research. New York:
Education Technology Publication
Sudana,
Nyoman.1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi
Variabel. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sudirman
dkk.1987. Ilmu Pendidikan.
Bandung:Remaja Kosda Karya.
Sudjana,
Nana.1991. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Biru
Sudjana,
Nana dan Ahmad.1991. media pengajaran.
Bandung: Sinar Baru.
Suparman,
Atwi.1997. Desain Intruksional. jakarta:
PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Wena,
Made.2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Top dah
BalasHapusMau tanya untuk "Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan." ada di halaman berapa ya?
BalasHapusTerima kasih sebelumnya.
apa benar di halaman 14?
HapusThe eating routine industry won't give you access to their mystery. They don't believe you should understand that you is deficient with regards to the assurance, the resolve to succeed, the appetite, the inspiration. Indeed it is a hard WELL NESSPitch however it is worth the effort. That's what you know. Inconvenience is, the eating regimen industry needs to sell diets and sell consumes less calories they will.
BalasHapus